Gubernur Sulbar Pimpin High Level Meeting TPID, Bahas Ketahanan Pangan dan Inflasi
Namun, beberapa komoditas seperti bawang, cabai, dan telur masih mengalami defisit. Oleh karena itu, Pemprov Sulbar dan Pemkab diharapkan mengalokasikan anggaran untuk mendukung produksi lokal.
“Jika telur defisit, kita harus subsidi peternak ayam petelur. Begitu juga dengan bawang dan cabai, perluasan lahan harus dilakukan, bahkan jika perlu kita ajak TNI untuk bersama-sama menanam,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Suhardi Duka juga menyinggung dampak ketegangan ekonomi global, terutama persaingan tarif antara Amerika Serikat dan China yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Jika kondisi ini berlanjut, target pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen bisa terhambat. Namun, Sulbar cukup beruntung karena 46 persen ekonominya ditopang sektor pertanian, berbeda dengan daerah lain yang bergantung pada industri dan manufaktur,” jelasnya.
Menurutnya, meskipun pertumbuhan ekonomi Sulbar masih di kisaran 4-5 persen, stabilitas dapat terjaga karena swasembada pangan. “Kita tidak akan kekurangan pangan karena produksi kita mencukupi,” tegasnya.
Ia pun menegaskan bahwa Pemprov Sulbar akan terus mendorong sektor pertanian sebagai penopang utama ekonomi daerah, termasuk pengembangan komoditas unggulan seperti kakao.
“Diskusi ini adalah bagian dari instruksi Presiden dan Menteri Dalam Negeri untuk memastikan inflasi terkendali di Sulbar dan seluruh Indonesia. Mari kita bersinergi untuk mencapai ketahanan pangan yang kuat,” pungkasnya. (Rls)

Tinggalkan Balasan