RAKYAT.NEWS, MAMUJU – Inflasi di Provinsi Sulawesi Barat menunjukkan tren positif dengan angka year-on-year (y-on-y) sebesar 1,18 persen pada November 2024.

Capaian ini menempatkan Sulawesi Barat di peringkat ke-11 terbaik nasional dari 38 provinsi, lebih baik dari rata-rata inflasi nasional sebesar 1,55 persen year-on-year (y-on-y).

Pj Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin mengapresiasi gerakan yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan Sulbar dalam pengendalian inflasi.

“Terimakasih Kadis Ketapang dan seluruh tim inlfasi provinsi dan kabupaten se-sulbar dalam kerja kerasnya dalam pengendalian inflasi,” kata Bahtiar, Selasa (3/12/2024).

Ia menambahkan kerja sama selama ini dibangun menghasilkan hasil positif bagi Sulbar dan berdampak baik kepada masyarakat.

“Seperti saat ini laporan hasil Rakor Inflasi hari ini Alhamdulillah Sulbar peringkat 11 dari 38 provinsi bulan ini dan dibawah inflasi nasional,” tambahnya.

Sedangkan, Kadis Ketapang Sulbar, Abdul Waris Bestari mengungkapkan memang sesuai arahan Pj Gubernur untuk bagaimana kerjasama dibangun bersama TPID, sehingga hasil positif setiap bulan bisa dicapai.

“Apalagi Pj Gubernur sangat intens sekali mengarahkan bagaiman gerakan pangan murah (GPM) kita tetap laksanakan, bahkan terakhir ini menyarankan untuk menyasar daerah pelosok,” ucapnya.

Hal inilah dilakukan tim melaksanakan pasar murah sampai ke pelosok baik itu di Mamuju, Mamasa, dan daerah lainnya.

“Jadi beberapa komoditi berdampak pada inflasi seperti beras, cabe, bawang, gula, minyak dan komoditi lainnya. Bahkan kita juga diarahkan melaksanakan GPM disekitar gereja jelang hari natal,” ungkap Waris.

Makanya, sudah dibuatkan jadwal untuk melaksanakan GPM atau pasar murah di Kabupaten Mamasa jelang nataru.

“Selama ini kita perbanyak dilaksanakan di Mamuju dan Majene karena kedua kabupaten ini tolak ukur BPS mendata atau survei inflasi. Gerakan baru ini sesuai arahan Pj Gubernur dimana pasar murah sampai pelosok,” tandasnya.

YouTube player