Pintu masuk dirancang menyerupai lorong yang melengkung dengan ornamen bebatuan yang menghiasi. Para pengunjung diajak untuk duduk dan menikmati film animasi yang mengisahkan turunnya wahyu, dimulai dari kisah Nabi Adam AS, hingga Nabi Muhammad SAW.

Di kawasan museum terdapat banyak pujasera makanan dan merek-merek terkenal.

Jika kita berasal dari Indonesia, kita akan dibimbing oleh seorang pemandu lokal yang akan menjelaskan dalam bahasa Indonesia.

Di ruangan salah satu ruanga sebelah, yang sama besarnya, Museum Al Wahyu menyediakan tempat duduk untuk pengunjung dan dilengkapi dengan indoor LED Video Wall.

Ruangan ini menampilkan kisah Nabi Musa AS, sementara di dalam Museum, terdapat pula ruangan yang lebih luas dari sebelumnya, dilengkapi dengan miniatur gunung di tengahnya yang dapat menampung jumlah pengunjung yang lebih besar.

Di ruangan ini, diuraikan mengenai kelahiran Rasulullah SAW, perjalanan masa kecilnya, hingga momen pernikahannya dengan Khadijah Ra, bahkan hingga detik-detik turunnya Wahyu kepada Rasulullah SAW di Gua Hira. Sesi ini juga mencakup kisah awal Rasulullah SAW, di mana Mekkah menghadapi ancaman serangan pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah Al Ashram dari Yaman, yang bertujuan menghancurkan Ka’bah.

Oleh karena itu tahun kelahiran Rasulullah SAW, dikenal sebagai Aamul Fil atau tahun gajah, kisah ini juga diabadikan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Fil. Selain itu, di dalam Museum Al Wahyu terdapat ruangan besar dengan replika Gua Hira yang sangat mirip dengan aslinya, yang juga menarik perhatian.

Museum Wahyu berfungsi sebagai wadah yang menggambarkan sejarah dan peradaban Islam dari masa awal hingga zaman kontemporer. Keberadaan replika Gua Hira dalam museum ini menambahkan daya tarik khusus yang memperkaya pengalaman pengunjung.