RAKYAT NEWS, POLMAN – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 adalah momentum untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat.

Haruskah putra daerah memimpin Polewali Mandar? Tema itu dibedah dalam diskusi Forum Manding yang digelar di Pelataran Manding, Kecamatan Polewali, Sabtu 27 Juli 2024 malam.

Hadir dalam diskusi Pengamat Politik Fakhruddin dan Tim Pemenangan bakal pasangan calon Andi Bebas Manggazali dan Siti Rahmawati. Pesertanya puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Kabupaten Polewali Mandar.

Fakhruddin mengatakan pada perhelatan Pilkada serentak harus bijak dalam memilih pemimpin. Pemimpin yang ideal adalah orang yang paham dengan karakteristik Polewali Mandar pada umumnya.

Calon kepala daerah harus mengetahui dan memahami masalah di Polewali Mandar. Dia harus memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, dan berkoloborasi.

“Memilih pemimpin itu dibutuhkan dialogis, dibutukan interaksi edukatif antara masyarakat dengan pemimpin atau dalam Bahasa Mandarnya “inna tomo tia bassa mua andiangi napaham linguistik,” ujar Fakhruddin.

Kemampuan ini dianggap sebagai faktor utama dalam memastikan bahwa pemimpin yang terpilih mampu efektif berinteraksi dengan masyarakat dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama.

Sehingga dengan pemahaman yang dimiliki itu, maka dipastikan akan melahirkan pemimpin yang merakyat dan bisa menciptakan solusi dan mengatasi persoalan di daerah ini.

“Calon pemimpin itu harus paham karateristik Mandar, nadiapai die Polewali Mandar, innatomo Tia nasicocoan Polewali Mandar. Bukan cuma melahirkan pemimpin merakyat, tapi programnya merakyat,” ucapnya.

“Indangi tau Mala sapilih pilihan, mau luar biasa programnya, mua andiangi sesuai karakteristik Mandar,” ujarnya

Senada disampaikan tim pemenangan Andi Bebas Manggazali, Syuaib Hannan mengatakan dalam memilih pemimpin Polewali Mandar nanti harus memperhatikan rekam jejaknya.