Advertisements

RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Gubernur Sulawesi Barat, Suhardika Duka, mengatakan bahwa sekitar 50% penduduk Provinsi Sulawesi Barat adalah transmigran, terutama di Kabupaten Polewali Mandar, Mamuju, Mamuju Tengah, dan Pasangkayu.

“Transmigrasi telah menjadi bagian integral dari Sulbar. Saatnya kita naik kelas. Kami ingin kawasan seperti SP Tanjung Cina di Pasangkayu dan SP Ratte untuk pertanian menjadi motor penggerak ekonomi lokal berbasis klaster, seperti kakao di Polman dan komoditas unggulan lainnya,” ujar Suhardika saat audiensi dengan Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, di Kantor Kementerian Imigrasi, pada Senin (5/5/2025).

Suhardika menegaskan pihaknya siap mendukung program-progam strategis dari Kementerian, termasuk dengan skema pembiayaan bersama (cost sharing) bila diperlukan. “Selama kementerian membutuhkan kami, kami siap mendukung.”

Pernyataan Suhardika mendapat respons positif dari Iftitah dan para Bupati dari Sulawesi Barat yang juga ikut hadir. Ia menyatakan bahwa pendekatan baru dalam transmigrasi bukan hanya soal pemindahan penduduk, tetapi juga membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing tinggi.

“Kita tidak lagi bicara transmigrasi sebagai sekadar perpindahan, tetapi sebagai penciptaan kawasan ekonomi berskala ekspor. Komitmen Gubernur dan para Bupati Sulbar sangat menginspirasi,” kata Iftitah.

Dalam kesempatan itu, Iftitah juga memaparkan lima program unggulan transmigrasi ke depan yang akan dijalankan secara bertahap (sequenced steps):
1. Penyiapan lahan matang dan legal.
2. Pemberdayaan masyarakat lokal sebagai prioritas.
3. Program Patriot Transmigrasi, berupa penguatan SDM melalui beasiswa pendidikan.
4. Skema Trans Karya Nusa (TKN) untuk penciptaan lapangan kerja lokal.
5. Model Transmigrasi Gotong Royong (GR), yakni kolaborasi antara pemerintah daerah dan sektor swasta dalam revitalisasi kawasan transmigrasi.

Iftitah juga menyampaikan rencana untuk membawa investor besar ke Sulawesi Barat, termasuk perusahaan multinasional seperti Nestlé, guna membangun industri kakao di daerah tersebut. Namun, ia menekankan pentingnya penyusunan rencana bisnis (business plan) yang solid dari pihak daerah untuk menarik minat dan pendanaan investor

“Yang datang hari ini lengkap, ada Gubernur dan enam Bupati. Ini sangat kami hargai dan dapat menjadi model kolaborasi daerah dan pusat dalam pembangunan kawasan transmigrasi,” puji Menteri.

Tiga Lokasi Prioritas Nasional dan Fokus Baru di Sulbar

Dalam pemaparannya, Kementerian Transmigrasi menyebut tiga lokasi prioritas nasional dalam pengembangan transmigrasi modern: Kepulauan Riau, Salor (Papua), dan Tubbi-Taramanu di Kabupaten Mamuju. Khusus di Sulbar, perhatian juga akan difokuskan pada wilayah Polewali Mandar serta pengembangan kawasan Botteng dan Bonda di Mamuju.

Pemerintah pusat berkomitmen mendukung kebutuhan daerah, dengan prinsip utama bahwa penyelesaian legalitas lahan di kawasan transmigrasi harus menjadi prioritas sebelum pelaksanaan program dimulai.

Audiensi ini menandai babak baru kerja sama antara Kementerian Transmigrasi dan Pemerintah Provinsi Sulbar dalam menghadirkan transmigrasi modern yang produktif, inklusif, dan berdaya saing tinggi – serta berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat lokal.

Advertisements